Senin, 05 Desember 2011

pesimistis


PESIMISTIS
1 Raja 17:7-24

Selamat malam ibu-ibu yang terkasih.
Malam ini kita akan sama-sama merenungkan firman Tuhan dengan tema : PESIMISTIS.
Sebelumnya, mari kita berdoa.
Amin.

Ibu-ibu, saya membawa gelas yang berisi air di tangan saya ini. Nah, saya mau bertanya, menurut ibu-ibu, isi gelas ini bagaimana?
Kalau jawabnya separuh penuh, itu tipe orang optimis. Tapi kalo bilang separuh kosong, nah itu baru tipe orang pesimis.
Orang-orang pesimis selalu melihat yang kosong daripada yang isi, maksudnya selalu lihat resiko dulu baru lihat kesempatan atau keuntungannya.
Pesimistis adalah suatu sikap atau keadaan pikiran dimana seseorang itu selalu berpandangan/berpikiran negatif, mudah putus asa, hidupnya selalu khawatir kalah/rugi/celaka/dll.
(Pesimisme berasal dari bahasa Latin : Pessimus = terburuk)

Malam ini kita akan mencoba melihat satu contoh perempuan yang berhasil melepaskan diri dari sikap pesimisnya. Seorang janda yang pesimis tapi kemudian berhasil mengalahkan pesimisme-nya.

Mari kita membuka 1 Raja 17:7-24.
Kita baca secara bergantian.  
Ayat 1-6 menuliskan bagaimana Elia berada di tepi Sungai Kerit dan dipelihara oleh Allah melalui burung gagak yang membawa roti dan daging dua kali sehari.
Namun kemudian setelah sungai itu menjadi kering, Elia pun diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Sarfat dan disana sudah disiapkan Tuhan seorang janda untuk menyediakan makanannya (ay. 7-8).

Sekarang kita melihat dua sikap pesimistis dari si janda itu:

 1. Ayat 12 — pesimis dalam memenuhi kebutuhan hidup
Si janda mengatakan kalau ’aku sudah tidak punya roti sama sekali, yang ada cuma segenggam tepung dan sedikit minyak. Aku memang mau mengolahnya untuk dimakan, tapi setelah makan, aku dan anakku akan mati”.
Inilah sikap pesimis itu. Seperti air yang ada dalam gelas tadi. Yang dilihat adalah yang kosong, tapi bukan yang masih ada isinya.
Selalu khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kalau sehari ga bisa dapat cuan 1 jt, dianggap belum dapat untung,, ‘bisa ga yah bayar pinjeman bank’, ‘bisa ga yah kirim uang kuliah anak di bandung’.
Ada banyak kekhawatiran.
* ada seorang ibu, yang punya lima anak, tiba-tiba suaminya sakit, stroke, ga bisa buat apa-apa, padahal anak-anaknya masih kecil,, yang besar saja baru kelas 3 SMP. Tapi saya salut dengan ibu ini, dia mau bekerja keras. Dia kerja ke Jakarta dengan membawa anak bungsunya yang masih bayi, dan bekerja disana. Melihat kesulitan mamanya, anaknya yang paling besar pun berhenti dari sekolahnya dan mulai melamar pekerjaan. Setiap hari Minggu, si Ibu berangkat dari Jakarta jam 4 pagi, supaya bisa ke gereja jam 7 pagi. Pulang dari gereja jam 10pagi, ibu ini kembali ke Jakarta.
Begitu besar perjuangan dari Ibu ini, sehingga sekarang anak-anaknya menjadi anak-anak yang berhasil. Tiga orang kuliah, bahkan yang satu sudah mengambil S2.
Ibu-ibu, sebagai seorang yang sudah ditetapkan Tuhan sebagai penolong laki-laki, kita harus hidup dengan optimis, ada semangat, ada harapan.
Kelihatannya aja laki-laki itu kuat, tapi sebenarnya tanpa ada wanita yang menopang, laki-laki tidak akan kuat. Buktinya? Perempuan tahan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya tidak ada, tapi jarang sekali ada laki-laki yang tahan. Itu sudah saya lihat di beberapa tempat.
· Ibu janda ini pesimis dalam melihat kebutuhan hidup yang mungkin tidak dapat dia penuhi, tapi kemudian ketika Elia datang dan mengatakan dalam ayat 13, ‘janganlah takut...., ‘, janda ini berusaha taat. Dan akhirnya, ayat 16 mengatakan, ’tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang’.

 2. Ayat 18 — pesimis dalam hal takut kehilangan
My son = anak laki-lakiku.
Anaknya cuma ada satu, n ternyata malah sakit parah dan hampir mati. Dan ibu janda ini mengatakan, ‘oh engkau nabi Allah, apa maksud mu datang kemari, apa mau menyebabkan anakku mati’.
Coba bayangkan, padahal dalam bagian sebelumnya, janda ini sudah siap untuk mati, dia dan anaknya itu. Tapi ternyata setelah kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh Allah melalui Elia, janda ini takut kehilangan anaknya.
Dia pesimis, takut kehilangan.
Kalau kita tidak pernah memiliki sesuatu, kita tidak akan pernah takut kehilangan, karena tidak ada sesuatu yang kita miliki. Tapi berbeda kalau kita sudah memiliki sesuatu, kita pasti tidak mau kehilangan. Benar khan?
· saya teringat dengan retreat remaja kemarin, ada satu sesi dimana Pdt. Handoko melakukan yang namanya calling, siapa yang mau mengakui dosanya, dsb. n semua anak-anak maju dan berlutut. Semua. Setelah semua selesai, saya menantang mereka untuk mau dan berani ga meminta maaf kepada orangtua atas kesalahan selama ini, selalu membuat sedih orangtua. Banyak diantara mereka ga mau, dengan alasan, ‘malu ci’, atau ‘ah, pasti nanti si mami tanya kamu kenapa’, dan banyak alasan lainnya. Mereka ga siap mendapat respon yang ga bagus dari papi-mami mereka sendiri. Mereka ga siap kehilangan. Bukannya selama ini ga usah minta maaf, tetap aja keadaan baik-baik aja?
· Si janda ini hanya punya satu anak laki-laki, dia siap mati bersama, tapi ga siap kalau hanya anaknya saja yang mati. Ayat 19 Elia mengatakan kepadanya, ‘berikanlah anakmu itu kepadaku’, kemudian Elia berdoa bla..bla..bla.. Sampai ayat ke 23, anak itu sembuh dan hidup.
Baru kemudian janda ini pun punya respon yang positif, ayat 24: ‘sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kau ucapkan itu adalah benar’.

Ibu-ibu, saat ini mungkin ada banyak masalah yang dihadapi dalam keluarga, menghadapi suami, anak, belum lagi melihat kebutuhan rumah tangga, hal itu membuat ibu-ibu bersikap pesimis, khawatir, pikiran negatif. Itu wajar, tapi jangan sampai berlebihan.

Belajar dari janda ini, bawa semua kekhawatiran dan sikap pesimis itu kepada Tuhan, percaya dan beriman, maka ada pengharapan yang Dia sediakan. Amin.



1 komentar:

  1. CASINO HOTEL & CASINO in San Jose, CA - JT Marriott
    CASINO HOTEL & 군산 출장마사지 CASINO in San Jose, CA - JT Marriott 경상북도 출장마사지 Hotels & Casinos & Resorts · 충청북도 출장안마 Find the best rates · See 1425 traveler reviews, 3.5M ratings, and great 여주 출장안마 deals for CASINO HOTEL & 춘천 출장샵 CASINO in

    BalasHapus